Jumat, 09 Desember 2011

Peran kepala Sekolah


Kepala Sekolah
1.            Pengertian Kepala sekolah
Kepemimpinan mutlak harus ada disebuah lembaga, sebab dengan adanya kepemimpinan sebuah lembaga atau organisasi mendapat kontrol dan arahan yang dapat membawa organisasi tersebut kearah tujuan bersama. Menurut Sujak (1990: 1) kepemimpinan diartikan dengan kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang memiliki tanggung jawab profesional menjadikan sekolah sebagai tempat keilmuan, kebudayaan, dan kepribadian bangsa. Secara tidak langsung cita-cita mulia pendidikan diserahkan kepada kepala sekolah. Setiap kebijakannya menentukan terhadap kinerja sekolah dan seluruh komponen yang ada di dalamnya. Sebab Kepala sekolah merupakan pelaksana suatu tugas yang penuh dengan harapan dan pembaharuan. Selain itu sekolah sebagai sebuah komunitas pendidikan memerlukan figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah.
Menurut kamus besar Bhs Indonesia Kepala sekolah adalah Orang (Guru) yang memimpin suatu sekolah; Guru kepala. (1995:480) dari arti bahasa tersebut dapat dipahami bahwa kepala sekolah adalah orang yang memimpin dalam satuan sekolah agar sekolah berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Menurut Soewadji Lazaruth Kedudukan kepala sekolah adalah kedudukan yang cukup sulit. Pada satu pihak ia adalah orang atasan karena ia diangkat oleh atasan. Tetapi pada lain pihak ia adalah wakil guru-guru atau Stafnya. Ia adalah suara dan keinginan guru-guru.(1987:20). Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yaitu sebagai jenderal lapangan yang mengendalikan berbagai startegi dan taktik untuk melaksanakan program yang telah disepakati. (STAIN jember, 2004: 62)
Urgensitas kehadiran kepala sekolah dalam sutu pendidikan sangat tinggi sehingga bisa dibilang kemajuan suatu lembaga tergantung bagaimana pimpinan sekolah tersebut mengelolah sekolah yang dipimpinya, menjalankan semua program yang ditetapkanya dengan disiplin dan melakukan semua kewajibannya dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sebab sebagai pemimpin kepala sekolah akan di mintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya yaitu sekolah yang ia pimpin, baik pertanggung jawaban kepada manusia dalam hal ini masyarakat yang ada disekitar lembaga tersebut atau bahkan Allah SWT akan tetapi sebagai kepala sekolah selaku pemimpin hendaklnya selalu bersikfat lemah lembut dan rendah hati serta selalui menghargai orang-orang yang dipimpinnya,  sebagaimana firmanya :
 

Artinya :.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Asy Syu’araa’ : 215) (Depag RI 1994 :680)

Kepala sekolah adalah pemimpin yang berhak dita’ati dan diperhatikan dalam suatu lembaga pendidikan sekolah, sehingga kehadiran kepala sekolah sangat menentukan dan sangat berpengaruh, maka jika kepala sekolah tidak memberikan jalan yang benar sebagaimana yang seharusnya ia lakukan, pertanggung jawabannya akan diminta oleh Allah SWT.
Ngalim Purwanto memberikan syarat minimal bagi seorang kepala sekolah disamping syarat formal yaitu ijazah, ada beberapa syarat lain yang harus dimiliki, sebagai suatu syarat minimal, syarat tersebut berupa pengalaman dan kepribadian (1984:76) seorang kepala sekolah harus memiliki kepribadian yang baik, karena dia merupakan panutan bagi setiap orang yang ada dalam lingkup lembaga yang dipimpinnya.
2.            Peranan Kepala sekolah
Menurut Soewadji Lazaruth Kedudukan kepala sekolah adalah kedudukan yang cukup sulit. Pada satu pihak ia adalah orang atasan karena ia diangkat oleh atasan. Tetapi pada lain pihak ia adalah wakil guru-guru atau Stafnya. Ia adalah suara dan keinginan guru-guru.(1987:20). Dalam kedudukannya yang demikian itu, kepala sekolah mempunyai peran yang cukup komplek diantaranya berperan sebagai Superviasor dan administrator
a.      Supervisor
Menurut Ahmad Azhahari Supervisi adalah proses pembimbingan dari pihak yang berkompeten kepada guru- guru dan kepada personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar siswa untuk memperbaiki situasi belajar mengajar secara efektif dengan prestasi belajar yang lebih meningkat. (2004 : 1)
Seadangkan Menurut Prof. Drs. Piet A. Sahertian Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru- guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. (2000 : 17)
Dari beberapa Definisi diatas dapat kita tarik sebuah pemahaman bahwa supervisi adalah Bimbingan, bantuan kepada guru-guru guna kompetensi yang mereka miliki lebih berkembang sehingga proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien.
Disamping itu kepala sekolah menjadi supervisor harus mengendalikan segala bentuk kegiatan yang ada dalam lembaga satuan sekolah yang dipimpinya, kepala sekolah harus tahu seluk beluk yang ada disekolah dan mengkoordinasikan semua gerak langkah yang ada serta mengetahui semua situasi dan kondisi. (Daryanto, 1998 :169)
Menurut Sahertian (1981:17) supervisor adalah orang yang melaksanakan fungsi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir kearah usaha-usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik. Melihat pengertian di atas, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.
Menurut Daryanto syarat-syarat yang perlu diteliti oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah:
a.             Keadaan gedung sekolah, Gedung sekolah adalah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, maka keadaan tersebut harus menjadi perhatian kepala sekolah, apakah gedung tersebut masih layak, perlu penambahan ataukah memerlukan renovasi.
b.            Perlengkapan sekolah. Demi terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif, maka perlengkapan sekolah perlu mendapat perhatian lebih. Bukan hanya perlengkapan di kelas akan tetapi sampai pada perlengkapan yang menyangkut guru serta administrasi sekolah.
c.             Motivasi guru dan pegawai, pemotivasian guru dan pegawai bisa berupa  pemberian penghargaan atau perhatian bagi guru atau pegawai yang berprestasi sehingga dapat memicu semangat dan profesionalitas dalam kinerjanya.
d.            Bagaimana metode mengajar guru. Metode yang dipakai dalam pengajaran harus sesuai dengan kurikulum dan kondisi objektif lingkungan.
e.             Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan siswa adakah kemajuan dalam setiap semester. Hal ini merupakan kontrol yang sfesien agar kemajuan dan kemunduran siswa dapat dilihat dan dianalisa dengan seksama dan dicarikan problem solving untuk pemecahannya. (2001: 84)

 Selain itu, kepala sekolah harus tampil sebagai sosok pribadi yang secara kontinyu memberi bimbingan, bantuan pengawasan, dan penilaian terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan dan perbaikan program kegiatan pengajaran dan pendidikan.
Seringkali kegiatan supervisi justru menjadi beban bagi guru mata pelajaran, supervisi dianggap kegiatan mencari kesalahan guru, padahal kegiatan supervisi mempunyai peran membantu guru memecahkan kesulitan-kesulitan guru. Agar tidak terjadi salah persepsi dalam pelaksanaan supervisi.
Sahertian dalam bukunya mengatakan bahwa seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:
1)            Ilmiah (scientific) mencakup:

a)            obyektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
b)            menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
c)            Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, terencana, dan kontinyu

2)            Demokratis,

Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3)            Kooperatif,

Maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerjasama mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik
4)            Konstruktif dan kreatif,

Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk menciptakan suasana di mana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya (Sahertian, 2000: 20).

Bila prinsip-prinsip tersebut di atas diterima maka perlu diubah sikap para pemimpin pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti dan melumpuhkan kreatifitas dari anggota staf. Sikap korektif harus diganti dengan sikap kreatif  yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Adapun fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran adalah
a)      Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah didalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b)      Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.
c)      Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntunan kurikulum yang sedang berlaku
d)     Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
e)      Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakandiskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
f)       Membina hubungan kerjasama antar sekolah dengan instansi-instansi lain dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para siswa. (Purwanto : 1990 : 119)  

Dalam pelaksanaan supervise mempunyai tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. (Sahertian, 2000 : 19). Adapun tehnik-tehnik super visi diantaranya :
1)      Kunjungan dan observasi kelas
2)      Pembicaraan individual
3)      Diskusi kelompok
4)      Demonstrasi mengajar
5)      Perpustakaan professional.  (Mulyasa, 2004:160-162)

Sedangkan tehnik supervisi Menurut John Minor Gwyn, Yang dikutip Piet A. Sahertian yaitu:
1).          Teknik Supervisi secara  individu adalah teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual.
2).          Tehnik supervisi secara Kelompok yaitu tehnik yang digunakan dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian, 2000:52-86)
1)            Teknik Perseorangan
Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara persorangan. Adapun beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam teknik supervisi ini antara lain:
a)      Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
b)      Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
c)      Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari siswa kepribadian siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa
d)     Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah
2)            Teknik Kelompok
Teknik kelompok adalah teknik supervisi yang dilakukan secara kelompok, mengenai kegiatan-kegiatannya yang dapat dilakukan antara lain:
a)      Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
b)      Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
c)      Mengadakan penataran-penataran (inservice-training) (Sahertian, 2000: 52-105)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik supervisi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai sekolah dapat dilaksanakan dengan teknik perseorangan dan kelompok. Teknik perorangan meliputi: mengadakan kunjungan kelas, kunjungan observasi, membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan problem yang dihadapinya, serta membimbing guru-guru dalam hal pelaksanaan kurikulum sekolah. Sedangkan teknik kelompok meliputi:  mengadakan pertemuan/ rapat dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar-mengajar, mengadakan dan membimbing diskusi kelompok di antara guru bidang studi, memberi kesempatan pada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya.
Menurut Piet A. Sahertian Obyek dari Supervisi yaitu :
1).     Memperbaiki proses pengajaran adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru dan guru bertugas merunuskan tujuan- tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar juga merancangkan sejumlah pengalaman belajar.
2).     Mengembangkan Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman belajar yang dirancangkan dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
3).     Pengembangan Staf
Pengembangan Staf dapat dipandang usaha yang datang dari guru itu sendiri untuk meningkatkan kualitas profesi mengajarnya. (2000 : 30-32)
b.      Administrator
Adapun tugas kepala sekolah sebagai administrator adalah Menbuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, bertindak sebagai coordinator dan pengarah, melaksanakan pengelolaan kepegawaian, (Purwanto:1990:112) 
1)      Membuat perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah,
Pada garis besarnya sebuah perencanaan Djamarah (2002:35)  meliputi :
a)      Menetapkan apa yang dilakukan, kapan dan bagaimana cara melakukannya
b)      Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penuntun target
c)      Mengembangkan alternatif-alternatif
d)     Mengumpulkan dan menganalisis informasi
e)      Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan (Djamarah,2002:35)

 Maka rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang seperti berikut :
f)       Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan buku pelajaran, alat-alat pelajaran, alat peraga dan lain-lain.
g)      Kesiswaan atau kemuridan, antara lain penerimaan siswa baru, pembagian kelas, bimbingan konseling murid dan sebagainya.
h)      Kepegawaian, penerimaan guru baru, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, dan lain-lain.
i)        Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
j)        Perlengkapan, yang menyangkut perbaikan dan rehabilitasi gedung sekolah penambahan ruang kelas, dan lain-lain. 
2)      Menyusun organisasi sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi sekolah yang telah disepakati bersama.
Sedangkan tahap-tahap dalam pengorganisasian yang perlu dilakukan adalah:
a)      Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka secara efisien
b)      Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur
c)      Membentuk struktur wewenang dan mekanisme  koordinasi
d)     Merumuskan, menetapkan metode, dan prosedur
e)      Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan. (Djamarah ,2002:35)
3)      Bertindak sebagai kordinator dan pengarah
Adanya bermacam-macam tugas serta pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, seperti tergambar didalam struktur organisasi sekolah, memerlukan adanya kordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah. 
4)      Melaksanakan pengelolaan kepegawaian
Tugas-tugas yang menyangkut pengelolaan kepegawaian ini sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha sekolah seperti pengusulan guru dan atau pegawai baru, kenaikan pangkat guru-guru dan pegawai sekolah, da sebagainya. (Purwanto,1990:106-111)
Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan menciptakan iklim sekolah. Maka dari itu kepala sekolah dituntut dapat berperan secara maksimal sebagai seorang manajer, terutama dalam memerankan fungsinya sebagai administrator maupun supervisor. Kedua fungsi ini memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu penelitian ini menjadikan dua fungsi kepala sekolah tersebut menjadi objek kajian dalam hubungannya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Akhmad Sudrajat mengatakan bahwa kepala sekolah harus mempunyai kemampuan manajerial diantaranya :
a.       Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan:
1).          Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan nasional sebagai landasan dalam perencanaan sekolah, baik perencanaan strategis, perencanaan orpariosanal, perencanaan tahunan, maupun rencana angaran pendapatan dan belanja sekolah,
2).          Mampu menyusun rencana strategis (renstra) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan pendidikan nasional, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan strategis yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencara strategis baik
3).          Mampu menyusun rencana operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan renop yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana operasional yang baik.
4).          Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana operasional yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan tahunan yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana tahunan yang baik.
5).          Mampu menyusun rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS) berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan RAPBS yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan RAPBS yang baik.
6).          Mampu menyusun perencanaan program kegiatan berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan perencanaan program yang baik.
7).          Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip-prinsip penyusunan proposal yang baik.
b.      Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan:
1).          Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidental sekolah.
2).          Mampu mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
3).          Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik.
4).          Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan
5).          Mampu mengembangan standar operasional prosedur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik
6).          Mampu melakukan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi, tepat jumlah, dan tepat persebaran.
7).          Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal sekolah yang efektif dalam mendukung implementasi pengorganisasian formal sekolah dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan pendidikan dan tenaga kependidikan
c.       Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
1).     Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.
2).     Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah
3).     Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan
4).     Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar-guru, antar- staf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah
5).     Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-keterampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
6).     Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya
7).     Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orangtua siswa dan komite sekolah
8).     Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat
9).     Mampu menerapkan manajemen konflik
d.      Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
1).     Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan rencana pengembangan sekolah
2).     Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah
3).     Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional guru dan staf
4).     Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah
5).     Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah
e.       Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal:
1).     Mampu merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot, lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah
2).     Mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3).     Mampu mengelola pemeliharaan fasilitas baik perawatan preventif maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah
4).     Mampu mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah sesuai sistem pembukuan yang berlaku.
5).     Mampu mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah
f.       Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah:
1).     Mampu merencanakan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat
2).     Mampu melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka mendapatkan dukukungan dari lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat
Mampu memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat (Copyright © 2007-2010 AKHMAD SUDRAJAT Blog pada WordPress.com.)

1 komentar:

  1. Merit Casino | Exclusive 50% Welcome Bonus and 50 Free Spins
    Get 50% up to $1000 and 50 free spins 메리트 카지노 고객센터 on a 100% match deposit of at least 50x your deposit. No deccasino deposit choegocasino required. No deposits are

    BalasHapus